Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Pages

Cari Blog Ini

RSS

MBA

Aku adalah seorang gadis belia,usia ku terbilang sangat muda baru menginjak 16 tahun. Aku bersekolah disalah satu SMA negeri,semua berjalan baik tidak ada perubahan dalam diriku. Hingga aku mengenal dia,orang yang sudah membuat aku kehilangan masa depan.Mungkin memang ini semua salah ku. Keluarga yang broken home membuat aku melampiaskan semuanya dengan pergi ketempat hiburan malam dan memakai narkoba.


Doni, orang yang sudah membuat masa depan ku hancur. Bersama doni aku selalu pergi ketempat hiburan malam, memakai narkoba. Semua itu aku lakukan sejak umur 16tahun,tapi taksatupun keluarga yang mengetahuinya. Hingga pada suatu malam,aku pulang dalam keadaan mabuk berat.Seperti biasa Doni yang mengantar aku pulang,entah apa yang ada dibenak doni sehingga dia sanggup melakukan itu. Peristiwa itu tidak pernah aku bayangkan sama sekali,malam itu entah kenapa doni tega merenggut kehormatan ku. Kebetulan memang rumah ku selalu sepi karena mama dan papa tidak pernah pulang kerumah.

Setelah pagi aku baru menyadari kalau doni telah menodai aku. Sejak peristiwa itu aku semakin membenci dia.Semakin aku mengingat nya semakin jijik rasanya,sejak hari itu aku mulai mengurangi beberapa kebiasaan ku,aku lebih sering mengurung diri dikamar. Seminggu kemudian orang tua ku pulang kerumah, entah kenapa mereka pulang bersama, keadaan itu sangat janggal. Tapi dalam hati aku merasa senang dan bahagia karena mama dan papa masih mau berdamai. Sore itu mama dan papa mengajak aku untuk makan malam, dengan senang hati aku menerima tawaran nya. Tidak ku sangka dan ku duga,aku melihat Doni bermesraan dengan wanita lain yang tak lain adalah sahabat ku Anita.

Hancur berantakan hati ku, mengingat dia pernah menodai aku dan sekarang dia berpaling dengan wanita lain. Ingin rasanya aku menusukkan pisau ini ke dada nya. Tidak terasa aq sudah menangis, mama dan papa hanya memandang lemah kearah ku . "Ayo andien habiskan makanan mu, sebentar lagi kita mau pulang." Aku dengan segera menghabiskan makanan ku sambil terus memandang kearah Doni.

Setelah sampai dirumah aku masih termenung dan masih terus mengingat kejadian malam itu dan saat aku melihat dia bermesraan dengan sahabat ku sendiri. Tidak terasa sebulan telah berlalu, aku merasa ada keanehan dalam diriku. Aku sering mual-mual dan muntah, kadang juga terasa pusing.

Pagi itu mama menyambangi kamar ku dan melihat keadaan ku yang lemah terbaring di tempat tidur. "Kamu sakit Ndien? Kalau sakit yuk mama antar kedokter. " tanya mama,sementara aku hanya membisu. Mama membelai rambut ku dengan penuh kasih sayang. Aku memeluk mama dengan erat sambil menangis " Ma..!! Maafin Andien yah, Andien udah melakukan kesalahan besar ma. Andien minta maaf ma."

Tiba-tiba papa menyusul masuk " Ndien, besok pagi kita semua harus pindah ke Surabaya. Papa mau pindah kerja disana.Rumah dan semua barang-barang yang ada disini sudah papa jual. Kamu siap-siap yah nak." Aku terkejut,mana mungkin aku ikuti kemauan papa sementara aku dalam keadaan seperti ini. Sembari membereskan semua barang aku menangis meliat foto aku bersama doni (laki-laki yang sudah membuat hidupku hancur berantakan).

Saat berjalan kemobil tiba-tiba kepala ku terasa sangat pusing dan akhirnya aku pingsan. Mama dan papa langsung membawa aku kerumah sakit.

****

"Kamu benar-benar anak kurang ajar!! Tidak tau malu kamu. Papa menyesal punya anak seperti kamu." Plaaaaaaaaaaaaak (tamparan papa mendarat di pipi kanan ku.)
Aku menangis sejadinya dipelukan mama. " Siapa yang sudah menghamili kamu? Siapa yang sudah buat kamu begini?Kasih tau ke papa. Andien...!!!! Jawab papa." teriakan itu semakin membuat aku sedih. Aku hanya menangis tanpa menyebut nama doni. " Jawab saja nak,daripada papa semakin marah. Jawab yah nak." seru mama sambil menangis.

Aku masih terdiam,sampai malam tiba aku masih menatap kearah jendela. Sempat tersirat untuk menggugurkan kandungan ku. Hingga aku memustuskan untuk menyayat-nyayat nadiku.

****

Seminggu setelah aku dirawat,akhirnya aku diperbolehkan pulang. Saat itu usia kandunganku sudah memasuki 6 minggu. Mama dan papa masih terus bertengkar,bahkan lebih hebat dari sebelumnya. Mereka terus menyebut nama ku, semakin sakit rasanya. Aku nekat memukuli janin yang ada di dalah perutku dan berharap kalau janin ini akan gugur.

Sudah lebih dari sebulan aku mengurung diri dikamar. " Andien... makan dulu yah sayang,kasihan kamu dari tadi malam belum makan.Makan yah nak, sini mama suapin." "Enggak ma,andien belum laper. Nanti kalau laper andien juga pasti bakal makan kok ma." "Jangan gitu dong sayang,kasihan kan bayi kamu nanti kurang sehat. Kamu iya tahan kalau gak makan tapi anak kamu? Hayo, kamu mau anak kamu sakit? Ayo dong sayang makan. Sedikit aja..Kamu gak boleh sakit karena kamu sekarang kan gak sendirian. Kamu bakal punya anak,yuk makan sayang." Bujuk mama sambil tersenyum. Aku pun menuruti bujukan mama, sambil makan aku menceritakan kepada mama tentang semuanya. " Ma.. janji yah,kalau andien sudah cerita ke mama. Mama jangan sampein ke papa yah,Andien takut papa makin marah. Andien akan kasih tau mama siapa yang udah menghamili andien, tapi mama janji yah jangan kasih tau papa. " kataku sedih.

***

Mama hanya menangis setelah mengetahui semua itu, sementara papa bertindak diluar perkiraan ku. Papa terus mengejar Doni dan memaksanya untuk menikahi aku.Tapi doni terus mengelak dan tak ubahnya sikap keluarga nya juga begitu. Mereka terus menyembunyikan Doni. Hingga pada hari yang naas itu,papa terpaksa melakukan hal bodoh,papa menyuruh anak buahnya untuk mencelakai doni. Akhirnya doni kecelakaan dan mengalami koma.

Sementara itu,usia kandungan ku yang sudah memasuki 15 minggu dan aku masih menunggu doni sadar dan mau menikahi aku. Sebulan sudah berlalu, namun doni belum juga sadar. Akhirnya papa menikahkan aku dengan orang pilihan nya. Mungkin papa mengira bahwa ini akan membawa kebahagian untuk ku tapi ternyata semuanya salah. Setelah aku menikah dengan Rivan, semuanya berubah. Aku sering mendapat perlakuan kasar,sampai akhirnya aku mengalami pendarahan karena Rivan mendorong aku dari tangga. Peristiwa itu juga merenggut nyawa bayiku. Betapa sedih nya aku setelah mengetahui anak ku yang masih dalam kandungan ku meninggal. Aku menangis sejadi-jadinya,papa hanya terdiam dan tidak berbuat apa-apa.

Setelah peristiwa itu aku memutuskan untuk bercerai dari Rivan,walaupun sebenarnya rumah tangga kami masih berumur 3 bulan.Aku sudah tidak tahan dengan semua perlakuan nya dan apayang dia lakukan terhadap ku dan anak ku.Sampai aku harus kehilangan darah daging ku. Aku memutuskan untuk ikut mama dan papa pindah kesurabaya dan memulai kehidupan baru ku disana.

****

Aku mulai bersekolah lagi,dan sekarang aku sudah duduk di bangku kuliah. Tahun ini aku menyelesaikan kuliah ku,walaupun aku punya masa lalu yang sangat pahit tapi semua itu harus aku relakan karena mungkin sudah jalan nya seperti itu. Sekarang aku mulai menjalin kasih dengan teman sekampus ku. Handrie namanya,anak nya sangat baik,orang tua kami sama-sama setuju untuk menikahkan kami setelah lulus kuliah. Aku berjanji akan terus membahagiakan kelaurga dan anak-anak ku kelak.Aku tidak mau apa yang pernah aku alami menjadi duri dalam kehidupan ku.

Semoga cerita ini memberi pelajaran baik untuk kita semua.Terimakasih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar